Histori Tanadoang

Tanadoang Dari Tanah Tempat Berdo'a Kami Menendang Langit.

Penulis : AgoezGhele

Di ujung selatan Sulawesi, di mana laut biru dan pohon kelapa seperti tiang penjaga alam, ada sebuah pulau kecil bernama Selayar, Di sini, doa bukan sekadar ritual, tapi nafas kehidupan. Tanggal 10 Juli 2022, di pulau berjuluk Tanadoang (Tanah Tempat Berdoa), sebuah tim sepak bola lahir dari deburan ombak dan desau daun kelapa: Fc Selayar Munchen. Nama yang dianggap warga terlalu "asing" untuk pulau yang hanya dikenal karena ikan terbangnya yang di Selayar disebut manggulung. Tapi bagi AgoezGhele, pria tunanetra dengan imajinasi seluas samudra, nama itu adalah mantra untuk mengubah takdir.

Sang Maestro Tanpa Penglihatan: AgoezGhele Si Visioner Gelap.

AgoezGhele bukanlah pria biasa. Dia buta sejak 2019, ia "melihat" dunia lewat suara: derap kaki nelayan berlari ke dermaga, gemericik air di antara jaring, dan teriakan anak-anak yang berebut bola di pantai. Ketika warga bertanya, Mana mungkin orang buta ngelatih sepak bola? Dia hanya tersenyum: "Kau tak perlu mata untuk tahu bahwa laut sedang marah. Juga tak perlu mata untuk tahu bahwa umpan lambung itu jelek." Dia memilih nama Munchen sebagai sindiran halus, "Kita tak bisa ke Jerman, jadi biar Jerman yang suatu hari datang ke kita." Latihannya unik: ia duduk di bangku kayu, tangan memegang tongkat, telinga menyaring setiap decak bola. "Passing itu harus seperti melempar jala—tepat sasaran, atau kau pulang dengan keranjang kosong," katanya saat melatih gelandang.

Darah Baru : Pemain Yang Direkrut Dari Kampung Sekitar.

Pemain perdana Fc Selayar Munchen adalah kumpulan orang-orang yang lebih akrab dengan ikan dan pohon ketimbang offside trap:

Latihan pertama adalah kejadian yang lucu. Tendangan sudut nyasar ke laut, latihan fisik berakhir dengan pemain kehausan minum air kelapa, dan formasi 4-4-2 bubar karena dua pemain dikejar lebah. Tapi AgoezGhele tak menyerah. "Kalian sudah biasa lawan ombak ganas. Apa bedanya lawan striker yang cuma bisa cengar-cengir?"

Taktik Gila: Filosofi Sepak Bola "Pasang Surut."

Fc Selayar Munchen bermain dengan strategy gaya pasang surut.

Strateginya diinspirasi ritual nelayan: "Kami tak akan menyerang sebelum doa selesai. Tapi kalau sudah menyerang, lawan akan kecipratan air laut!"

Tujuan besar.

Menjuarai Indonesian Cup dan suatu hari nanti "mencabut taring MurianTiger Loved By Me membuat Metro Prodigy tersandung batok kelapa dan mengajari cara menari di atas pasir". "Kami tak butuh stadion megah. Cukup lapangan berumput tipis, dikelilingi pohon kelapa, dan penonton yang teriak 'Shoot!' sambil melemparkan ikan kering," ucap AgoezGhele.

Tapi tantangan terbesar adalah menjaga semangat. "Di sini, listrik saja sering mati. Tapi selama ada bulan dan doa, kami tetap latihan," kata AgoezGhele.

Gaya Selayar.

Fc Selayar Munchen mungkin hanya titik kecil di peta sepak bola Indonesia. Tapi di Tanadoang, setiap doa dianggap memiliki sayap. AgoezGhele yakin, suatu hari nanti, timnya akan menjadi seperti ikan terbang yang melompat dari laut sempit ke panggung besar.

"Kami tak butuh lampu sorot. Cukup sinar bulan dan tekad yang menyala-nyala," ujarnya, sambil tersenyum mendengar suara debur ombak. "Dan kalau suatu hari nanti kami juara, hadiahnya cukup satu: tambal lubang di perahu warga. Biar mereka tetap bisa melaut... sambil berdoa."

Fc Selayar Munchen Di mana sepak bola dimulai dengan amin dan diakhiri dengan tawa. 🏝⚽

Komentar

Rekomendasi Postingan

Hubungi Saya

WhatsApp

Sosial Media

Face Book Instagram X

Donasi

Pay Pall Go Pay